Mantapkan Program Kampus Merdeka, FEB UNISMA Gelar FGD Proyek Desa

Dalam Rangka implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Program Proyek Desa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang menggelar Focus Group Discussion (FGD). FGD yang digelar dalam rangka implementasi nyata program inovasi desa untuk menyusun program entrepreneurship Desa bagi mahasiswa yang memilih program merdeka belajar ini menghadirkan Tokoh Sinau Desa Drs. Iman Suwongso, S.H., M.Pd. dan Dekan FEB UNISMA Nur Diana, S.E., M.Si. banyak mengulas upaya konkrit pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam ranah proyek desa.

Bertempat di Laboratorium Multimedia FEB UNISMA lantai 3 pada 17 Juni 2021. Acara dihadiri dosen dan unit aktivitas mahasiswa FEB UNISMA dengan tujuan untuk menumbuhkan inovasi yang mampu menggerakkan perekonomian desa berbasis potensi dan sumber daya yang dimiliki secara kreatif dan berkelanjutan, Program Wira Desa bertujuan untuk memvalidasi dan mengkonstruksi kompetensi mahasiswa melalui metode Project Based Learning (PBL) dalam kegiatan pertumbuhan dan perkembangan kewirausahaan menuju Desa Wirausaha.

Dalam paparannya Dekan FEB UNISMA Nur Diana SE, MSI menyampaikan bahwa kurikulum MBKM untuk 3 ( tiga) program studi Akuntansi, Manajemen dan Perbankan Syariah telah mencanangkan bahwa mahasiswa memiliki hak untuk belajar selama 3 ( tiga) semester di luar prodi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar memiliki multikecerdasan.

“Mahasiswa yang berkualitas harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, adversial, finansial dan sosial. Untuk itulah salah satu program merdeka belajar yaitu proyek desa disusun dalam mengembangkan soft skills dan hard skills mahasiswa serta mampu membangkitkan, menumbuhkan, dan mengembangkan berbagai dimensi kecerdasan tersebut.” Tutur Diana

 

“Melalui program Proyek desa yang berbasis entrepreneurship diharapkan mahasiswa FEB UNISMA memiliki empati, pola pikir dan perilaku entrepreneurship dalam membangun desa sehingga menumbuhkan inovasi yang mampu menggerakkan perekonomian desa berbasis potensi dan sumber daya yang dimiliki secara kreatif dan berkelanjutan. Untuk itulah perlu dirancang program-program nyata berdasarkan

Sementara itu Iman Suwongso, S.Pd., S.H., M.Pd. dalam paparannya menyatakan bahwa Desa butuh mahasiswa untuk membuat perubahan. Hal ini sebagaimana diamanatkan Undang-undang bahwa Desa sebagai subyek, masyarakatnya desa harus diperlakukan sebagai subyek dalam pembangunan baik secara hukum maupun secara sosial. Untuk itulah terkait peran perguruan tinggi dalam proyek desa atau program inovasi desa yang melibatkan mahasiswa dan dosen harus membuat pemetaan secara partisipatif dimana membawa mindset kita atau cara kita untuk mengetahui desa secara baik.

Banyak program yang bias dibangun dalam proyek inovasi desa, sebagaimana Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISMA tentunya memiliki misi Kewirausahaan ini bisa diterapkan di desa guna membangun dan menggerakkan perekonomian desa.

“Saat ini Wirausaha Desa memiliki pola-pola yang baru. Disinilah kita sebagai PT harus mampu memetakannya. Kunci pertama desa adalah Sumber Daya Manusia. Jika tidak ada sumber daya alamnya? Bagaimana menggerakkan perekonomian Masyarakat Desa ? Bercermin pada Desa yang ada di Jogjakarta yang punya industri minyak wangi, minyak obat-obatan tetapi tidak punya Sumber Daya Alam. Tapi punya SDM yang mengelola sehingga PAD-nya sampai 1 Milyar. Dana Desa yang diterima juga 1 Milyar” Tutur Iman. Artinya Dengan Kekuatan SDM Desa yang mumpuni mampu menghasilkan PAD yang nilainya setara dengan Dana Desa.

Selanjutnya Iman Suwongso yang merupakan aktivis desa ini memberikan beberapa contoh program, inovatif yang mengalir dari industri hulu ke hilir yang telah berjalan dengan sukses mampu menggerakkan perekonomian desa sehingga menjadi Desa mandiri.

Sembari mereview beberapa kelompok mahasiswa yang telah melakukan pemetaan potensi dan problem masyarakat desa di Kabupaten Malang, Iman menegaskan bahwa Desain program yang harus mahasiswa susun harapan kedepannya harus ada luaran program yang harus ada tidak lanjutnya yang mana desa sudah ada wadah –wadah yang sudah menerima seperti BUMDES, Koperasi.

“Buat desain program wirausaha dari industri hulu ke hilir yang saling berkaitan sehingga hal ini akan mempermudah dalam mendorong kemajuan perekonomian Desa berdasarkan potensi desa” jelasnya


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru