Kupas Corporate Culture and HRM Era Society 5.0, FEB Unisma Malang Hadirkan Guru Besar dari Malaysia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma Malang menggelar webinar yang bertajuk Business Talk: Corporate Culture & Human Resources Era Society 5.0. Kegiatan ini mendatangkan Prof. Dr. Roselina Binti Ahmad Saufi (Guru Besar Faculty Entrepreneurship & Business Universiti Malaysia Kelantan, Malaysia) dalam acara webinar yang bertajuk Business Talk: Corporate Culture & Human Resources Era Society 5.0. Tema tersebut diangkat mengingat pandemi Covid 19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia bahkan di Indonesia di tengah belum adanya  kemapanan dalam implementasi digitalisasi technology, telah meluluhlantakkan pertumbuhan ekonomi global maupun ekonomi nasional.

Impact dari Covid 19 bagi Indonesia adalah beberapa lembaga pemeringkat Internasional mengatakan kondisi ekonomi belum akan membaik, bahkan kita akan ketemu dengan pertumbuhan negatif. Menteri Keuangan Srimulyani memprediksi tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,8 %.
Sedangkan Bloomberg memprediksi minus 3,1 %, Data mandiri sekuritas minus 3,4 persen sedangkan oxford Economy Minus 6,1 %. Satu –satunya yang memprediksi pertumbuhan positif hanya Moodys memprediksi pertumbuhan ekonomi 1.9 %.

Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam malang, Nur Diana, SE, MSi mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya FEB Unisma Malang yang memberikan wawasan, inshigt maupun pengetahuan terkini kepada mahasiswa, dosen praktisi maupun masyarakat tentang Dampak krisis kesehatan terhadap Corporate Culture dan Human Resorces management. Selanjutnya Diana dalam paparannya menyatakan bahwa Corporate Culture di tengah bias informasi akan selalu didasarkan pada data dan kepercayaan yang tinggi pada otoritas sains. Perusahaan harus selalu siap untuk "drawing" pada tiga sumber data: big data, big data(wawasan mendalam tentang orang-orang), broad data (contextual and market trends).

Hal ini menjamin bahwa bahwa semua sumber data terus diperbarui dan digunakan secara optimal.Namun disisi lain belum satu dekade berjalan  dunia dan kehidupan didiskrupsi oleh digital, dan banyak perusahaan memperkirakan proses ini walau cepat tetap akan bertahap. Diana juga mempertegas bahwa mayoritas perusahaan memprediksi model bisnis akan perlahan berubah sesuai proses digitalisasi yang dimulai dari era Revolusi Industri 3.0 sampai memasuki era  Revolusi Industri 4.0 yang kemudian Jepang menawarkan era Society 5.0, kemudian masuk Abad 21 adalah Era Big Data.

Tetapi implementasi di perusahaan belum sepenuhnya “ Mapan” diterapkan Badai Covid 19 telah merevolusi semuanya karena banyak diterapkan berbagai  kebijakan untuk penyelamatan. "Hal ini memasksa perusahaaan  untuk memasuki dan mengikuti abad virtual, ada yang sebagian mengikuti bahkan ada yang terpaksa mengikuti secara paripurna,” jelasnya.

“Kebijakan New Normal pada  serangkaian aktivitas manusia dengan berbagai aturan dan protocol kesehatan, telah mengubah perilaku dan tatanan kehidupan manusia yang akan akan saling menjaga keselamatan diri sehingga banyak mengandalkan aktivistas digital, termasuk juga budaya perusaahan yang dapat beradaptasi dalam Kebiasaan Baru (New Normal ),” jelas Diana.

Sementara itu Prof. Dr. Roselina Binti Ahmad Saufi  (Guru Besar  Bidang Human Resources Management dari UMK , Malaysia)  dalam paparannya  mengatakan bahwa  New Corporate Culture  telah mempengaruh Society 5.0 terwujud pada 3 hal yaitu para karyawan, Organisasi dan masyarakat. “Pengaruh New Culture pada karyawan akan memunculkan pengetahuan baru, serangkaian keterampilan baru, metode baru untuk melakukan pekerjaan,pemanfaatan teknology, kolaborasi manusia dan mesin  serta  Game Changer,” jelas Roselina yang saat ini juga menjabat sebagai Dean FEB UMK Malaysia.

Selanjutnya Roselina menjabarkan pengaruh new culture pada organisasi  akan memunculkan Agile/responsif terhadap lingkungan, investasi baru teknologi, memberdayakan SDM; Robotika, AI, & adopsi e-niaga, pemantauan sistem, kemudahan kompleks pengambilan keputusan, struktur yang fleksibel. Sedangkan  pada masyarakat akan memunculkan super smart society, pemberdayaan manusia, game changer untuk gig ekonomi.

Ia mengungkapkan adanya evolusi masyarakat, budaya perusahaan telah berubah dari upaya meningkatkan  keuntungan menjadi entitas pemaksimalan kesejahteraan social dan hal ini akan berimplikasi dalam manajemen sumber daya manusia yang meliputi Dampak Kesejahteraan Sosial (Pemberdayaan Manusia dan  Game Changer), Interaksi antara Organisasi dan Konsumen, Kepedulian Organisasi untuk Tenaga Kerja Usia lanjut, Program Pensiun Inovatif, Mempersempit Kesenjangan Gender, Adopsi Teknologi Baru, Merangsang Pertumbuhan Ekonomi & Keberlanjutan SDM & Organisasi


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru