FEB UNISMA Gelar Focus Group Discussion Sociopreneurship dan SDGs Hadirkan Stakeholder

Dalam rangka implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), pada hari Senin (14/3/2022) telah dilaksanakan FGD dengan tema The Role of Sociopreneur to Achive Sustainable Development Goals (SDGs). Acara ini dihadari langsung (luring) oleh Drs. H. Samsul Arifin, M.Si. selaku Direktur Bumdes Kertaraharja dan Pengelola Desa Sanankerto Kec. Turen Kab. Malang,  Wahju Martini, S.Sos., M.AP selaku Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Malang, Ibu Esti Pratiwi, SE. selaku Pegiat Desa/Tenaga Ahli Kab. Malang serta Dekan FEB UNISMA Ibu Nur Diana, SE., M.Si. Acara yang dilaksanakan secara luring dan daring ini dihadiri jajaran pimpinan FEB UNISMA, para dosen serta tim MBKM di lingkungan FEB UNISMA. 

Dalam sambutannya, Diana menyampaikan bahwa saat ini telah memasuki era menerapkan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).

“Ada 9 program yang dijalankan oleh Kemdikbud dan alhamdulillah FEB UNISMA berpartisipasi semua mulai dari program student exchange dengan mengirimkan mahasiswa kita ke luar negeri nah saat ini kita mengerahkan ke 5 negara termasuk juga di dalam negeri kamudian ada program dari mahasiswa luar negeri yang saat ini mengikuti program tridharma inbound mobility baik itu akan kuliah satu semester maupun program internship”, ujar Diana. 

Diana menyampaikan dengan adanya program MKBM akan mendorong agar senantiasa terus bergerak untuk mengikuti program-program MBKM seperti program inovasi desa, bela negara, magang serta sociopreneur.

“Saat ini ada kurikulum baru yang ada di FEB UNISMA termasuk kurikulum mata kuliah sociopreneur. Nah sociopreneur ini ternyata diminati tidak hanya oleh mahasiswa kita yang ada di dalam negeri tetapi juga diminta oleh mahasiswa kita yang ada di luar negeri. Tentunya kita harus memahami bagaimana praktik sociopreneur itu yang berjalan minimal yang dekat dengan FEB tentunya kita membidik yang tidak jauh bagaimana praktik sociopreneur yang ada di Kabupaten Malang yaitu wirausaha berbasis masyarakat banyak tempat-tempat sociopreneur yang sukses seperti kita lihat berbasis wisata ada Boon Pring di Desa Sanankerto”, terang Diana.

Diana juga menyampaikan dengan adanya FGD ini akan memberikan informasi kepada perguruan tinggi mengenai best practice dan juga kelemahan dari Bumdes yang telah berjalan di desa.

“Tentunya kita akan mengetahui best practice dari sociopreneur ini terutama di Bumdes Kertaraharja Desa Sanankerto, meskipun sukses tentunya ada beberapa kelemahan-kelemahan yang tentunya akan menggandeng perguruan tinggi sesuai dengan konsep bagaimana pengelolaan menggunakan konsep pentahelix inilah peran perguruan tinggi itu akan digandeng dalam rangka untuk mendukung bagaimana tata kelola dan government dari Bumdes tersebut apa saja yang akan bisa dibantu oleh pihak perguruan tinggi dalam mendukung kemandriian dari desa itu”, tegasnya.

Di akhir sambutannya, Diana berharap ada program  Tridharma Perguruan Tinggi ini mampu menjadikan pilot project Desa mandiri sehingga dapat mengimplementasikan Model Penthahelix dalam pengembangan Socipreneur di Kabupaten Malang

“Kita berharap ada program pengabdian masyarakat dari FEB UNISMA yang nantinya bisa diarahkan bagaimana ada pilot project suatu Desa yang mandiri dengan berbagai aktivitas dan juga berbagai operasional bisnisnya bisa berjalan termasuk di dalamnya Bumdes”, ujar Diana. 

Narasumber yang hadir secara luring dalam FGD ini juga menyampaikan pemaparan terkait implementasi sociopreneur. Bapak Samsul Arifin menyampaikan dalam pengembangan Bumdes tidak hanya berfokus pada profit tetapi juga fokus pada kesejahteraan masyarakat dan pengembangan desa, selain itu pengelolaan Bumdes perlu memperhatikan 3 aspek antara lain: 1) tata kelola organisasi, 2) tata kelola administrasi dan 3) tata kelola marketing. Ibu Wahju Martini yang selalu memantau perkembangan Bumdes mengharapkan adanya kolaborasi dengan pihak perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan dalam mengembangkan Bumdes khususnya di Kabupaten Malang. Disisi lain, Ibu Esti Pratiwi menyampaikan harus ada sinergi antara Bumdes dan perguruan tinggi sehingga akan tercipta tata kelola Bumdes yang profesional.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru