FEB UNISMA Berbagi Trik Investasi Cerdas di Pasar Modal Syariah

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia (87 % dari jumlah total penduduk Indonesia), Indonesia memiliki potensi besar berkembangnya perkembangan Investasi saham syariah. Pertumbuhan investor syariah dari tahun 2017 ke 2018 meningkat hampir 100 persen. Data World Bank menunjukkan dari jumlah total penduduk muslim Indonesia, 64 % merupakan kelompok produktif. Atas dasar potensi tersebut perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi secara berkala tentang pasar modal syariah beserta instrumen keuangan yang ada di dalamnya. Karena masih banyak masyarakat muslim yang belum memahami manfaat, dan mempersoalkan halal dan haramnya berinvestasi efek-efek di pasar modal.

Spirit itulah mendasari maka Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang menggelar Webinar Sekolah Pasar Modal Syariah Digital : Investor Cerdas di Masa New Normal. Acara yang menghadirkan Narasumber Dery Yustria (Trainer IDX Syariah) dan Indah Nur Chabibah (Branch Manager PT IPOT Syariah) dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Nur Diana SE, MSi. Dalam sambutannya Nur Diana mengatakan bahwa hantaman pandemi Virus Corona yang melanda seluruh dunia bahkan di Indonesia telah mengakibatkan sektor riil maupun sektor non riil lumpuh. Dari sektor keuangan khususnya di industri pasar modal, pada bulan Maret yang telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai masa pandemi di Indonesia menyebabkan IHSG berada pada Zona Merah.

"Pandemi Covid-19 terbukti sangat memberikan dampak pada instrumen investasi, baik syariah maupun konvensional. Namun, instrumen keuangan syariah lebih kebal terhadap pengaruh pandemi dibandingkan dengan instrumen keuangan konvensional" tutur Diana dalam sambutannya .

"OJK dan BEI telah menunjukkan bahwa kapitalisasi dan kinerja pasar saham syariah Indonesia mengalami penurunan year to date, yaitu sebesar masing-masing 22,4 persen dan 16,3 persen. Ini membuktikan bahwa resistensi saham syariah relatif lebih stabil dibandingkan dengan saham-saham konvensional di masa pandemi, jelas

“Agenda ini diselenggarakan sebagai upaya melakukan edukasi dan sosialisasi pasar modal syariah di Indonesia agar dapat memahami bagaimana strategi investasi berdasarkan prinsip- prinsip syariah. Investasi saham atau instrumen keuangan syariah bisa menjadi salah satu pilihan cerdas dalam berinvestasi di masa pandemi” Tutur Nur Diana saat memberikan sambutan sebagai Dekan FEB UNISMA. Dalam agenda ini turut hadir Derry Yustira selaku Trainer IDX Islamic dan Indah Nur Habibah yang saat ini menjabat sebagai Brand Manager IPOT Syariah.

“Tingkat Financial literacy Masyarakat terhadap Investasi produk keuangan masih cukup Rendah. Berdasarkan data, masyarakat memakai produk perbankan sudah 37% namun hanya 36% yang benar-benar paham terhadap produk yang dibelinya. Padahal, untuk meningkatkan nilai harta, pasar modal adalah tempat yang sangat menjanjikan baik bagi Individu maupun korporasi. Ungkap Derry. Ia menambahkan bahwa rendahnya tingkat literasi masyarakat bisa dijadikan peluang bagi mahasiswa FEB UNISMA untuk meningkatkan kemampuannya dalam pemahaman literasi investasi agar bisa menjadi diferensiasi dari lulusan-lulusan FEB dai universitas lain melihat tidak banyak yang sudah menguasai skill ini.

Sedangkan Indah lebih banyak menuturkan tips and tricks secara praktis tentang bagaimana cara berinvestasi dengan cerdas. Ia menyampaikan bahwa kita harus memilih saham Blue Chips untuk menghindari resiko kehilangan uang yang tidak bisa di antisipasi di pasar modal. Untuk ciri-ciri saham Blue Cheap adalah memiliki nilai kapitalisasi pasar lebih dari 20 Triliyun Rupiah atau biasa dikenal sebagai first liner. Ia menambahkan untuk memilih perusahaan yang untung, perusahaan dengan sedikit utang, perusahaan yang murah, serta kenali produk dan bisnis perusahaan secara komprehensif dan tentu perlu mengenali Risk and Return saat berinvestasi.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru