Dosen & Mahasiswa FEB UNISMA Ciptakan Aplikasi Kesehatan Mental Berbasis Artificial Intelegence UME

Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang menciptakan  Aplikasi Kesehatan Mental Berbasis Artificial Intelegence berfungsi sebagai deteksi dini gangguan kesehatan mental mahasiswa. Berawal dari tugas kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dibina oleh dosen FEB UNISMA Alfiyan Budi Primanto SAB, MBA CPM, tiga mahasiswa yang terdiri dari Lutfia Fatma Ningrum dan Yulianda, Diva Mulki Bintang Aulia dan Firyal Hasna Salsabila melihat ada fenomena tingginya tingkat mahasiswa yang mengalami gangguan jiwa (5,5%) dan sebanyak 34,5 % remaja menghadapi masalah  Kesehatan. Hal ini membuat mereka bertiga resah karena  mahasiswa merupakan salah satu golongan yang sangat rentan mengalami masalah kesehatan mental. Tingkat stres yang tinggi di kalangan mahasiswa semakin menjadi perhatian karena dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan fisik dan emosional mereka. Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu fokus dan konsentrasi mereka dalam belajar, yang dapat berujung pada penurunan prestasi akademik, keseimbangan emosional, dan mempengaruhi hubungan sosial.

"Meski telah menjadi isu global, tidak banyak yang mengetahui pentingnya menjaga kesehatan mental di kalangan remaja. Hal ini terlihat dari rendahnya (2,6 persen) jumlah remaja yang telah mendapatkan konseling emosi dan perilaku," jelas Diva Mulki Bintang Aulia. "Biaya konsultasi yang tinggi dan stigma mencari bantuan psikolog adalah kelemahan atas ketidakmampuan mengatasi masalah pribadi, merupakan 2 faktor utama yang menghambat deteksi dini dari gangguan kesehatan mental," tambah Lutfia Fatma Ningrum dan Yulianda (ketiganya merupakan mahasiswa program studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang).

Melihat fenomena tersebut, mereka bertiga dengan dibimbing dosennya  memberikan alternatif solusi dengan penciptaan prototipe aplikasi berbasis kecerdasan buatan yang dapat berfungsi sebagai deteksi dini gangguan kesehatan mental siswa. 

"Melalui penggunaan artificial inteligence dipadukan dengan machine learning, deteksi dini gangguan kesehatan mental yang kemudian diikuti dengan perhitungan prediksi terhadap kondisi mental siswa pada masa yang akan datang adalah sangat memungkinkan," Tutur Alfian B. Primanto, SAB, MBA, CPM(A)dosen FEB UNISMA. Kendati demikian, sadar tantangan dalam pembuatan aplikasi tidak akan mudah, maka dibentuklah relawan pembuatan prototipe aplikasi ini.

"Alhamdulillah, antusias siswa yang sedang mengampu matakuliah SIM terhadap ilmu praktikal (koding) dan pembuatan aplikasi sangat tinggi, sehingga dengan mudah kami dapat memilih relawan terbaik dari yang terbaik, yang kemudian akan menjadi agent of change baik bagi teman kelas, adik tingkat ataupun komunitasnya," tambah dosen berkacamata ini.

Firyal Hasna Salsabila, mahasiswi prodi Manajemen FEB UNISMA, menjelaskan bahwa aplikasi yang dibuat memiliki berbagai fitur yang diyakini akan membantu pengguna, seperti curhat bebas dengan asisten virtual berbasis kecerdasan buatan, historical mood graph, lantunan ayat suci, sholawat, doa, dan zikir yang dapat memberikan ketenangan dan kekuatan spiritual, hingga daily reminder sebagai mood booster. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan alat bantu akademik, seperti fitur paraphrase, terjemah, dan juga pencarian ide riset untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akademik mereka. "Dari penugasan dalam mata kuliah ini, saya tidak hanya belajar tentang teoritikal saja, melainkan juga bagaimana cara efektif dalam komunikasi dan kolaborasi dalam tim," lanjut mahasiswi asal Malang tersebut. Lebih lanjut, kompleksitas dalam penggabungan teori ke dalam project riil juga dirasakan selama proses penugasan. "Untuk orang seperti saya yang tidak pernah mengenal apa bahasa pemrograman, tugas ini benar-benar menantang, di satu sisi ada semangat setiap minggu akan mempelajari hal baru, di sisi lain ada ketakutan bagaimana seandainya tugas ini gagal," ujar Ivan Fachrur Kurniawan, mahasiswa prodi Manajemen FEB UNISMA angkatan 2021. Hal senada juga diungkapkan Adi Setiyawan, mahasiswa prodi Akuntansi FEB UNISMA angkatan 2021, "Jujur tidak mudah dan semuanya di luar ekspektasi, tidak pernah membayangkan akan mendapatkan ilmu pemrograman secara nyata dalam mata kuliah SIM, mengingat saya dari Akuntansi." Mahasiswa asal Blitar ini pun melanjutkan ceritanya kenapa pada akhirnya prototipe aplikasi ini diberi nama Ume. "Setelah banyak berdiskusi dengan dosen, nama Ume muncul paling atas karena memiliki tafsir makna yang luas, yang pertama bisa dibaca umi (berarti ibu dalam bahasa Arab), bisa juga dibaca youme (berarti kamu dan aku), atau bisa juga dibaca understand me (berarti pahami aku). Semua benar-benar dipikirkan, tidak hanya kode dalam prototipe, nama dan warna juga menjadi hal yang sering membuat suasana kelompok menjadi hidup." 

Di tempat terpisah, Nur Diana, SE., M.Si, Dekan FEB UNISMA, mengapresiasi komitmen yang telah diberikan oleh civitas akademika. "Kami tidak berhenti pada pencapaian akreditasi internasional  FIBAA dan LAMEMBA, berbagai program unggulan telah ditawarkan, mulai penguatan wawasan akademik dengan narasumber yang memiliki reputasi global hingga pertukaran pelajar internasional. Terkait dengan peningkatan kompetensi dan keahlian, kami tidak hanya berhenti membekali lulus dengan sertifikasi kemampuan standar nasional dan internasional, melainkan juga memberikan penguatan keahlian secara konkret yang dapat mendukung portfolio project mereka sehingga semakin relevan dengan kebutuhan industri yang makin kompleks. Mari bergabung dengan FEB UNISMA," ujar Dekan yang getol melakukan inovasi dengan berbagai rekognisi global ini.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru