Dosen FEB Unisma Malang Teliti Cara Meningkatkan Efisiensi Investasi Pada Perusahaan Publik

Investasi adalah keputusan perusahaan untuk menggunakan modal yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, selain itu investasi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian sekitar.
Dalam berinvestasi, perusahaan perlu membuat keputusan investasi yang tepat dan efisien. Investasi yang efisien adalah yang tidak overinvesment dan underinvestment. Terlebih lagi selama pandemi Covid 19 dan masa pemulihan, Perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara mengefisienkan keputusan investasi.
Di tengah kondisi ekonomi yang menurun, Perusahaan perlu untuk mengelola keuangan mereka berdasarkan prioritas tetapi juga tidak menutup kemungkinan berinvestasi di tengah peluang terjadinya keterpurukan ekonomi guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa depan.
Hal inilah yang menjadi perhatian Dewi Diah Fakhriyyah SE., MSA selaku Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang yang juga peneliti. Untuk mencapai investasi yang efisien maka Perusahaan perlu mencari cara yang dapat meningkatkan efisiensi tersebut, sehingga inilah yang menjadi motivasi Dewi untuk melakukan penelitian.
Dewi menggunakan grand theory berupa agency theory karena kondisi overinvestment dan underinvestment dapat disebabkan oleh adanya asimetri informasi antar pemangku kepentingan, asimetri informasi dapat diatasi dengan agency theory. Asimetri informasi dapat diatasi dengan melakukan pengungkapan informasi, dalam hal ini Dewi menggunakan pengungkapan informasi manajemen risiko perusahaan (enterprise risk management/ ERM).
Selain itu, Dewi menambahkan variabel CEO Power sebagai variabel pemoderasi untuk mengatasi efisiensi investasi. CEO Power disini dinilai dari kekuatan organisasional, keahlian profesional, kekuatan kepemilikan, dan reputasi. Semakin besar CEO Power dianggap sebagai mekanisme tata kelola yang baik untuk mengatasi asimetri informasi.
Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan eksplanatoris dan diuji dengan analisis regresi moderasi menggunakan cara analisis regresi berjenjang. Efisiensi investasi diukur dengan nilai residual dari model investasi yang berfungsi sebagai growth opportunities.

Pengungkapan enterprise risk management (ERM) dihitung berdasarkan indeks pengungkapan ERM ISO31000:2018 dengan variabel dummy. Variabel moderasi berupa CEO Power diukur dengan menjumlahkan nilai rata-rata dari 4 dimensi CEO power yaitu kekuatan organisasional, keahlian profesional, kekuatan kepemilikan, dan reputasi.

Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan enterprise risk management (ERM) dapat memengaruhi secara positif efisiensi investasi perusahaan. Semakin banyak enterprise risk management (ERM) yang diungkapkan oleh perusahaan yang berarti perusahaan juga telah melakukan manajemen risiko dengan optimal maka dapat membuat investasi yang dilakukan perusahaan semakin efisien.

Hal ini menunjukkan bahwa asimetri informasi yang ada diantara pemangku kepentingan sebagai penyebab dari investasi yang tidak efisien dapat diatasi dengan pengungkapan enterprise risk management (ERM). Untuk menambah nilai penelitian, Dewi menambahkan variabel CEO Power sebagai variabel pemoderasi. Hasi penelitian menunjukkan bahwa CEO Power tidak mampu memoderasi pengaruh pengungkapan enterprise risk management (ERM) terhadap efisiensi investasi perusahaan.

Namun CEO Power mampu memengaruhi secara positif efisiensi investasi perusahaan. Selain itu, berdasarkan kategori variabel moderasi, CEO Power dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai variabel prediktor (independen), mediasi, eksogen, dan atau anteseden.

Hasil penelitian ini berkontribusi pada teori agensi yaitu mengurangi asimetri informasi dapat meningkatkan efisiensi investasi dengan menyediakan pengungkapan ERM yang lebih luas dan juga CEO Power yang tinggi. Dewi berharap hasil penelitian ini mampu menjadi masukan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan/ memperluas enterprise risk management dan memilih CEO yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi.

Penelitiannya ini mendapatkan pendanaan dari Hibah Klasterisasi UNISMA 2022-2023. Hibah ini merupakan program pendanan UNISMA yang dikompetisikan kepada seluruh dosen untuk menyusun proposal yang selaras dengan rencana Induk Penelitian. Ia bersyukur dari proses seleksi yang begitu ketat mulai tahap desk evaluasi, seleksi proposal, dan presentasi proposal, akhirnya ia mendapatkan hibah penelitian tersebut. Hibah penelitian UNISMA tersebut tentunya juga memiliki target agar luaran hasil penelitian ini dapat diukur dengan indikator yang sejalan dengan indikator Hibah yang dikompetisikan oleh Pendanaan Hibah Ristek. (*)


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru