Webinar Kupas Strategi Bertahan Perusahaan Era Krisis Kesehatan

Dampak global Covid 19 yang menimbulkan krisis telah menghantam kinerja keuangan global maupun kinerja keuangan pada perusahaan di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa skenario terburuk dari dampak pandemi Covid-19 yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi turun menjadi 2,3% pada skenario berat dan berlanjut menjadi -0,4% pada skenario sangat berat . Untuk itulah perusahaan di Indonesia harus didorong untuk menerapkan berbagai strategi bertahan agar tetap berlayar menjalankan nakhoda bisnisnya di masa sulit ini. Inilah pernyataan yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Nur Diana S.E., M.Si. saat membuka sekaligus menjadi keynote speaker kegiatan Webinar Cashflow Modelling and Optimazation During New Normal Era yang terselenggara atas kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam malang dengan PT. Barata Indonesia Persero.

Selanjutnya Diana menyampaikan dengan adanya komitmen pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 serta kebijakan New Normal, Perusahaan perlu menyusun berbagai skenario dan terus memantau perkembangan situasi dan kondisi terkini serta tidak akan tergesa-gesa melakukan operasional pabrik secara penuh normal.

“Krisis kesehatan berimplikasi pada operasional bisnis perusahaan, dimana akan mengakibatkan turunnya permintaan produk sehingga perusahaan tidak akan beroperasi pada kapasitas biasa disebabkan idle capacity. Disisi lain timbul Supply Chain Disruption, yaitu terganggunya siklus pengadaan barang. Banyak pabrik produksi yang menghentikan sementara kegiatan operasionalnya atau mengurangi produksi dan merumahkan karyawan” jelas Dekan Fakultas Favorit ini.

Diana juga menjabarkan bahwa akibat pandemi ini, banyak perusahaan terpaksa menghentikan rencana yang bersifat strategis seperti rencana ekspansi, penambahan investasi, dan juga penambahan pinjaman. Dan yang terpenting dalam kondisi pandemi ini cash menjadi Raja sehingga banyak perusahaan kelimpungan karena terganggunya Cash Flow perusahaan dimana terhentinya aktivitas usaha secara langsung berakibat pada terhentinya pula pemasukan cash flow ke dalam perusahaan, sementara di sisi lain perusahaan tidak bisa secara otomatis menghentikan pula pembayaran atas biaya operasional perusahaan terutama untuk gaji karyawan dan pembayaran kewajiban/hutang yang telah jatuh tempo.

“ Untuk itu perlu membuat kebijakan-kebijakan pengelolaan Cash Flow yang tepat agar di masa krisis ini kinerja keuangan perusahaan bisa terselamatkan” ungkap Diana

Sementara itu acara yang dipandu oleh Dewi Diah Fahriyyah, S.E., M.SA. ( Dosen FEB UNISMA) memberikan waktu kepada pemateri yaitu Ibu Erma (Senior Manajer Accounting dari PT. Barata Indonesia persero). Dalam paparannya Erma Menyatakan bahwa PT. Barata di Masa Pandemi dan New Normal telah melakukan berbagai upaya untuk mengelola Cash Flow diantaranya menghemat sebisa mungkin agar cash flow bisnis perusahaan terbantu dalam aliran pengeluarannya diantaranya menghemat berhematlah pada biaya produksi tersebut misalnya biaya pembelian bahan baku, biaya pembelian mesin, biaya overhead dan lain sebagainya.

“Laporan cash flow dengan kondisi terkini harus dibuat secara berkala agar selalu dapat memantau kondisi keuangan perusahaan sehingga bisa segera tahu tindakan apa yang harus diambil. Selain itu perlu upaya melakukan strategi sumber pendanaan dan komunikasi yang tepat, melakukan review atas rencana capital expenditure dan operating expenditure dengan melihat pada skala prioritas” jelasnya.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru