Peringati Hari Santri, FEB Undang OJK dan Asbisindo

Memperingati Hari Santri Nasional 2020, Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang pada Kamis, 22 Oktober 2020 mengadakan Webinar Nasional dengan judul Peran Industri Keuangan Syariah dalam Mendukung UMKM di Era New Normal secara luring dan daring.

Acara dibuka oleh Dekan FEB Unisma, Nur Diana S.E M.Si yang menyatakan bahwa webinar ini adalah kegiatan pembuka dari rangkaian kegiatan memperingati hari santri nasional yang dilaksanakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang dengan tema persembahan santri untuk negeri yang puncaknya pada Senin, 26 Oktober 2020 digelar Diskusi dan Bedah Buku K.H Oesman Mansoer (Pendiri dan Rektor Universitas Islam Malang) "Islam dan Kemerdekaan Beragama" oleh beberapa tokoh Nasional Allisa Wahid, Prof. Zainudin M.A., Airlangga Pribadi, Ph.D ( Universitas Airlangga) dan lain sebagainya

Diana dalam sambutannya mengatakan bahwa Sektor UMKM merupakan sektor yang terimbas dalam krisis pandemi covid-19. Kebijakan era Normal yang memberikan batasan dalam berinteraksi sesuai protokol kesehatan menyebabkan terjadi perubahan perilaku ekonomi. Beda dengan Krisis Moneter 1997, Sektor UMKM justru menjadi penopang perekonomian Indonesia yang tahan banting.

"Untuk itu pada masa krisis kesehatan dukungan industri keuangan Syariah sangat sesuai untuk mendukung kebangkitan UMKM. Industri ini tidak semata profit oriented tetapi juga memperhatikan sisi kemanusiaan dan keislaman. Apalagi pembiayaan UMKM banyak bergerak di sektor riil yang cocok untuk menggerakkan perekonomian nasional" jelas Diana.

Webinar kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari dua narasumber yang dihadirkan dan punya pengalaman panjang di bidang keuangan syariah yaitu Sugiarto Kasmuri selaku Ketua Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang dan Moh. Endry Dzul Fikri selaku Area Manager Bank Syariah Mandiri Kota Malang sekaligus Asbisindo Jatim.

Pada sesi awal Sugiarto Kasmuri menyatakan bahwa kondisi pandemi saat ini memiliki multiplier effect dalam berbagai sektor mulai dari sektor kesehatan yang berdampak pada sektor sosial dimana adanya pembatasan sosial sehingga berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi dimana terjadi penurunan tingkat konsumsi masyarakat sehingga turut berdampak pada sektor keuangan dimana terjadi penurunan tingkat investasi dan para investor mulai menarik dana (pull-out).

Namun demikian melihat kondisi terkini di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan sektor keuangan syariah, dimana sektor keuangan syariah berdasarkan data makro nasional Indonesia masuk peringkat 5 Global Islamic Economic Indicator Score kemudian mampu meraih peringkat 6 dalam Index Islamic Finance Score, juga menjadi pariwisata halal terbaik dunia dalam destinasi travel, kemudian Indonesia mampu menerbitkan green sukuk terkait lingkungan pertama di dunia, kemudian dalam segi kondisi perkembangan dari sisi non performing finance dibawah 3,75, ROA juga baik 1,25% capital ratio kecukupan modal juga membaik diatas 20%, rasio operasional juga terjaga baik dibawah 3,9% hal ini menunjukkan keuangan syariah di Indonesia telah teruji di bawah kondisi krisis seperti halnya yang terjadi pada krisis 1998 dan 2008 keuangan dan perbankan syariah sangat mampu struggle from crisis.

Sementara itu Ketua OJK Malang Sugiarto Kasmuri juga menyatakan dari segi kebijakan pemerintah, telah terjadi sinergi yang sangat baik antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia selaku otoritas moneter, dan Lembaga Penjamin Simpanan, serta Otoritas Jasa Keuangan. OJK melakukan langkah mitigasi dengan respon memberikan nafas bagi pelaku UMKM karena untuk menerapkan kebijakan kredit juga diperlukan koordinasi kebijakan dari berbagai sektor dimana pada data OJK mencatatkan dari segi keuangan syariah ada pertumbuhan per Juli 2020 sebesar 1.367 Triliun tumbuh 20 % dibandingkan dengan Juli 2019 yang hanya 10% dalam artian di masa pandemi keuangan syariah memegang peranan penting dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, dimana ketika unit usaha syariah, saham syariah dan sukuk juga bertumbuh, lembaga jasa keuangan syariah lainnya juga bertumbuh.

Lebih lanjut Moh. Endry Dzul Fikri selaku Asbisindo Jatim menyampaikan materi dengan tema “Alternatif Pembiayaan dan Pendanaan Syariah Bagi UMKM Industri Halal : Dari Ultra Mikro sampai Menengah” dimana Bank Syariah Mandiri saat ini punya modal aset 5-30 Triliun dengan 700 kantor cabang diseluruh Indonesia, Portofolio pembiayaan sektor UMKM oleh BSM sebesar 11,3 Triliun dengan 35.000 pelaku usaha dari level mikro, kecil, menengah, dengan skema 59% murabahah dan sisanya 41% campuran antara musyarakah ijarah qardh. Saat ini Asbisindo melakukan Pendampingan dengan tujuan untuk peningkatan UMKM yang sebelumnya non bankable menjadi bankable dari segi keuangan, produk, hingga pemasaran, tantangan perbankan syariah untuk meningkatkan literasi perbankan syariah adalah program pembinaan 1000 UMKM. Selain itu juga mendukung program OJK Sustainable Finance, ada 3 desa binaan, 6 kelompok UMKM, 6 Kampus ISDP, Bank Wakaf Mikro, dan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan, dengan skema saldo dunia akhirat setiap bulan dipotong zakat, mendukung aktivitas nasabah muslim dengan membangun 5 masjid, mobile musholla dan ambulans.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru