LKMM FEB Unisma Siapkan Pemimpin Berwawasan Rahmatan Lil ‘Alamin

Sebagai kegiatan lanjutan dari LKMM (Latihan Kepemimpinan & Manajemen Mahasiswa) Series 1 dan 2, BEM FEB Unisma mewadahi Mahasiswa FEB Unisma dengan Acara Leadership and Management Series 3 bertajuk Tema "Kepemimpinan dan Manajemen dalam Perspektif Rahmatan Lil Alamin” dengan Narasumber Bapak Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam Malang, kegiatan ini wajib diikuti oleh Mahasiswa Angkatan 2020 yang dihadiri oleh 900 Mahasiswa baik Program Studi Akuntansi, Manajemen dan Perbankan Syariah yang dilaksanakan 2 September 2021 melalui media Zoom Meeting.

Nur Diana, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang dalam opening speech-nya mengatakan bahwa mencetak pemimpin sebagai generasi penerus bangsa yang sejalan dengan visi dan misi UNISMA merupakan tugas yang harus diemban oleh FEB Unisma. Hal ini sebagai perwujudan visi dan misi FEB UNISMA yang turut mendukung dalam menciptakan sumber daya manusia unggul untuk Indonesia Maju. Tak lupa Diana menyatakan bahwa LKMM ini sebagai bagian upaya untuk melatih dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan mahasiswa FEB UNISMA sebagai agent of Change yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah positif kemajuan bangsa Indonesia.

Lebih lanjut Diana menegaskan bahwa pemimpin itu bisa terwujud karena faktor genetis, faktor sosial dimana menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri dan terakhir karena faktor ekonologis yakni Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.

“Melalui LKMM FEB UNISMA inilah proses untuk melatih , pendidikan , mengembangkan bakat yang mungkin sudah dimiliki sejak lahir, atau yang tidak memiliki faktor genetis bisa diupayakan melalui pendidikan sehingga memunculkan jiwa kepemimpinan” tutur Diana

“Mahasiswa sebagai agent of change berperan penting dalam gerakan pembaharuan dan pembangunan Negara Indonesia. Kami berharap dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang akan muncul pemimpin -pemimpin nasional yang berkiprah di masyarakat. Untuk itulah mereka harus mampu mencerminkan diri sebagai khalifah di muka bumi yang mampu membawa rahmat bagi alam semesta sebagaimana Lanskap kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai role model dengan sifat Sidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh” tutur Diana

Menurutnya saat ini banyak tantangan yang dihadapi generasi muda diantaranya derasnya era Revolusi Industri 4.0, informasi yang tak terbendung, belum lagi bahaya radikalisme dan upaya memecah belah bangsa. Apakah mampu mahasiswa sebagai agen of change memanifestasikan diri sebagai pemimpin Rahmatan lil ‘Alamin, visioner dan dinamis

Sementara itu Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. (Rektor Universitas Islam Malang ) selaku narasumber menyampaikan Kepemimpinan dalam Islam harus Amanah, Khitmah (Pelayan), Mas’uliyah dan Ri’ayah. Beliau berpesan seorang pemimpin jangan pernah lepas dari Sholat Lima Waktu, inilah yang harus dijadikan pembelajaran, bahwa seorang pemimpin harus mengetahui situasi dan kondisi dan memiliki prestasi sesuai dengan kemampuan, dan seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab, maka Beliau mengharapkan mahasiswa harus memiliki prestasi sehingga menciptakan Sumber daya Manusia yang intelektual.

Lebih Lanjut Rektor Unisma ini memberikan semangat kepada mahasiswa FEB UNISMA bahwa untuk menjadi pemimpin yang rahmatan lilalamin ini sangat berat, harus ditanamkan sedini mungkin bagaimana kita sebagai generasi muda mampu menjadikan Rasulullah SAW sebagai Role Model dalam kehidupan kita sehari-hari. Kepemimpinan ala Rasululllah SAW harus mampu meneladani sifat-sifatnya dimana harus jujur (siddiq, integritas), pemimpin harus terpercaya (amanah, kredibilitas), pemimpin harus cerdas (fathonah, kapabilitas) dan pemimpin harus terbuka (tabligh, transparansi).

 “Moralitas dan karakteristik tersebut merupakan sesuatu yang melekat, bukan instan dan spontanitas apalagi dibuat-buat. Karena itu syarat-syarat tersebut kelihatan sangat ketat dan berat, di samping memang bersifat tabiat, tetapi juga kriteria tersebut harus diterapkan secara holistik dan tuntas” Jelas Prof. Dr. Maskuri, M.Si.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru