Dosen FEB Unisma Berbagi Tips Mendeteksi dan Mencegah Cyberbullying Dalam Gerakan Literasi Digital Nasional

Gerakan Literasi Digital Nasional kembali didengung-dengungkan oleh Kominfo melalui berbagai gerakan, sosialisasi maupun edukasi . Seperti kegiatan yang saat ini dilaksanakan oleh Kominfo dengan menggandeng praktisi dan akademik. Untuk itulah dalam kegiatan ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang kembali dilibatkan Kominfo dalam Gerakan Literasi Digital Nasional. Kali ini Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang, Harun Alrasyid, Ph.D. sebagai narasumber dalam Acara Generasi Literasi Digital Nasional pada 29 Juli 2021. Acara yang digelar secara virtual ini mengambil dengan tema “Indonesia Makin Cakap Digital :Gerakan Nasional Literasi Digital”. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan Presiden Republik Indonesia: Ir Joko Widodo dan Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, MM.

Harun menyampaikan materi tentang Bagaimana mendeteksi dan mencegah cyberbullying. Di awal paparannya Harun memberikan insight tentang maraknya cyberbullying di dunia internasional

“Survei yang dilakukan oleh Microsoft tahun 2020 terhadap 58.000 orang dari 32 negara, menempatkan Indonesia pada posisi paling rendah, yang artinya tingkat ketidaksopanan netizen Indonesia paling tinggi di Kawasan Asia Tenggara. Banyaknya ujaran kebencian, cyberbullying (perundungan) dan hoaks membuat netizen berperilaku tidak sopan di ruang digital”

Hal ini diperjelas olehnya bahwa data dari Kemendikbud tahun 2019 menyebutkan bahwa 41 persen peserta didik melaporkan mengalami perundungan dengan berbagai jenis. Aksi perundungan melalui dunia digital diperkirakan semakin meningkat di tengah masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan berbagai aktivitas harus dilakukan secara daring. Hal ini disebabkan kemudahan akses terhadap sosial media yang tidak mudah dikontrol sehingga menyulitkan pemantauan interaksi yang terjadi secara luring.

“Melalui berbagai platform media digital, setiap orang bisa melakukan interaksi dalam bentuk permintaan pertemanan, mem-follow, foolback, say hello, mengunggah status, kepo terhadap status orang lain, nge-like, share, berkomentar dll” tutur Harun.

Lebih Lanjut, Pria yang menjabat sebagai Ketua Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini mengatakan bahwa setiap orang juga dapat memiliki lebih dari satu akun di media sosial yang memungkinnya membuat akun samaran yang nantinya digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada cyberbullying.

Untuk menangani hal tersebut Dia memberikan tips bagaimana mencegah terjadinya cyberbullying.

Cyberbullying dapat dicegah melalui diet sosial media (membatasi postingan atau tidak memposting hal-hal yang aneh), menggunakan nama asli bukan samara, membatasi pertemanan dengan teman yang dikenal, mengunggah hal-hal yang positif dan bermanfaat, Baca sebelum nge-like, baca komentar sebelumnya sebelum berkomentar, pilih grup sesuai kebutuhan, saring sebelum sharing, dan tidak menyebar hoax” tuturnya mengakhiri paparannya.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru