Business Talk FEB UNISMA: Perusahaan Yang Memiliki Kecepatan Respon Akan Mampu Mengikuti Perubahan

Pandemi Covid 19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia bahkan di Indonesia tak menyurutkan langkah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang untuk memberikan wawasan, insight maupun pengetahuan terkini kepada mahasiswa, dosen, praktisi maupun masyarakat tentang Dampak krisis kesehatan terhadap Corporate Culture dan Human Resources Management. Tak tanggung-tanggung kali ini menggelar Webinar Internasional yang bertajuk Business Talk : Corporate Culture & Human Resources Management Era Society 5.0 pada tanggal 1 Juli 2020. Acara yang digelar mendatangkan narasumber dari luar UNISMA yaitu Prof. Dr. Roselina Binti Ahmad Saufi (Dean Faculty of Entrepreneurship and Business Universiti Malaysia Kelantan, Malaysia) dan Marjana (Direktur Risk Compliance and Human Capital PT. Bank Mega Syariah Tbk.)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang, Nur Diana, S.E., M.Si. dalam paparannya menyatakan bahwa Corporate Culture di tengah bias informasi akan selalu didasarkan pada data dan kepercayaan yang tinggi pada otoritas sains. Perusahaan harus selalu siap untuk "drawing" pada tiga sumber data: big data, big data (wawasan mendalam tentang orang-orang), broad data (contextual and market trends). Hal ini menjamin bahwa bahwa semua sumber data terus diperbarui dan digunakan secara optimal. Namun disisi lain belum satu dekade berjalan dunia dan kehidupan didiskrupsi oleh digital, dan banyak perusahaan memperkirakan proses ini walau cepat tetap akan bertahap.

Diana juga mempertegas bahwa Mayoritas perusahaan memprediksi model bisnis akan perlahan berubah sesuai proses digitalisasi yang dimulai dari era Revolusi Industri 3.0 sampai memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang kemudian Jepang menawarkan era Society 5.0, kemudian masuk Abad 21 adalah Era Big Data. Tetapi implementasi di perusahaan belum sepenuhnya “Mapan” diterapkan Badai Covid 19 telah merevolusi semuanya karena banyak diterapkan berbagai kebijakan untuk penyelamatan.

“Banyak perusahaan dipaksa untuk memasuki dan mengikuti abad virtual, ada yang sebagian mengikuti bahkan ada yang terpaksa mengikuti secara paripurna” jelasnya.

Sementara itu Direktur Risk Compliace and Human Capital PT Bank Mega Syariah Tbk, Bpk. Marjana memaparkan bahwa Dunia saat ini berubah secara cepat, masuknya revolusi Industri 4,0 dan menghadapi VUCA dimana dunia belum ada kemapanan dalam implementasi digitalisasi teknologi. Mengantisipasi perubahan old way yang terdisrupsi new way ( cara baru). Disaat itulah kita belum ada kemapanan menghadapi revolusi Industry 4.0 tiba-tiba muncul pandemi covid 19 yang menimbulkan krisis kesehatan di hampir seluruh negara.

“Hampir tidak ada negara yang bebas dengan Covid 19, semua negara kedodoran dari segi dana dan jiwa. Impact dari Covid 19 bagi Indonesia adalah beberapa lembaga pemeringkat Internasional mengatakan kondisi ekonomi belum akan membaik, bahkan kita akan ketemu dengan pertumbuhan negatif. Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,8 % . Sedangkan Bloomberg memprediksi minus 3,1 %, Data mandiri sekuritas minus 3.4 persen sedangakn Oxford Economy Minus 6,1 %. Satu –satunya yang memprediksi pertumbuhan positif hanya Moodys memprediksi pertumbuhan ekonomi 1.9 %” paparnya

Melihat kondisi perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia yang terimbas adanya krisis kesehatan mau tidak mau perusahaan harus mampu mengantisipasinya.

“Hanya mereka yang memberikan respon secara cepat akan mengikuti perubahan” tukasnya saat memberikan paparan dari Jakarta. Selanjutnya Marjana memaparkan serangkaian kebijakan yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia pada era new normal .

Fenomena perubahan perilaku organisasi saat pandemi covid 19 ada 3 hal utama yang harus dilakukan untuk tindakan penyelamatan yaitu : Pertama, working remotly (work from Home) yang berdampak positif ada keseimbangan hidup, efisiensi cost dan independen tantangannya pengendalian kurang dan berkurangnya fokus pada pekerjaan. Kedua, Bekerja dengan cara digital dimana hal ini akan berdampak positif,lebih fleksibel waktu dan tempat, mudah diakses dan tantangannya adanya hambatan kemampuan operasional  teknologi dan koneksi tidak merata. Ketiga, Implementasi aturan dan kebijakan baru dimana hal ini lebih fokus terhadap kesehatan dan memperkuat karakter disiplin tantangannya kekhawatiran berlebih, stress, produktivitas turun karena kondisi tidak menentu.

 Prof. Dr. Roselina Binti Ahmad Saufi (Guru Besar Bidang Human Resources Management dalam paparannya mengatakan bahwa New Corporate Culture telah mempengaruhi Society 5.0 terwujud pada 3 hal yaitu para karyawan, Organisasi dan masyarakat. Pada karyawan akan memunculkan Pengetahuan baru, serangkaian keterampilan baru, metode baru untuk melakukan pekerjaan,memanfaatkan teknologi, manusia dan mesin harus berkolaborasi, game Changer. Pada Organisasi pengaruhnya berupa Agile / responsif terhadap lingkungan, investasi baru teknologi, memberdayakan SDM; Robotika, AI, & adopsi e-niaga, pemantauan sistem, kemudahan kompleks pengambilan keputusan, struktur yang fleksibel. Sedangkan pada masyarakat akan memunculkan Super Smart Society, pemberdayaan manusia, game changer untuk ekonomi.

Acara Webinar yang diikuti sekitar 1200 peserta melalui media daring ini sangat menggugah minat peserta untuk menanyakan berbagai perubahan corporate culture kepada narasumber yang memimpin Human Capital di sebuah Bank Ternama di Indonesia.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru