Bukan Negara Lain, FEB UNISMA Dorong Indonesia Jadi Prototipe Perekonomian Islam Dunia

Kampus Ramadhan Episode 19 kerjasama Universitas Islam Malang (UNISMA) dan NU Channel kembali menghadirkan tayangan dengan konten yang penuh dengan kualitas dan wawasan yang terbarukan. "Membangun Perekonomian Dalam Konsep Islam" merupakan tema besar Kampus Ramadhan pada Selasa, 12 Mei 2020. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB UNISMA), Nur Diana, SE, M.Si dan salah satu dosen unggulan FEB UNISMA dalam bidang Perbankan Syariah, Harun Al Rasyid, Ph.D didapuk sebagai pembicara utama dalam acara tersebut.

"Perekonomian Islam mengajarkan pada kita pentingnya keadilan, pemerataan, kesejahteraan, dan ada standar etika yang luhur (karena berbasis syariah) jauh sebelum munculnya era  SDGS. Dalam pola pembangunan perekonomian islam dalam suatu negara, diperlukan komitmen yang berkelanjutan. Sebagaimana Rasulullah yang telah mengajarkan dan memberikan pijakan pedoman nilai perekonomian Islam yang kemudian tetap berlanjut kendati Rasulullah telah wafat. Di era Khalifah Umar Bin Khattab yang berijtihad untuk membentuk lembaga pengontrol harga, Khalifah Utsman Bin Affan yang lebih mengedepankan perbaikan infrastruktur dalam perekonomian, serta Khalifah Ali Bin Abi Tholib yang memberikan pajak kepada non-mulim. Indonesia sebagai negera dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus menjadi pijakan utama dalam implementasi perekonomian islam," ujar Nur Diana, SE, M.Si membuka sesi Kampus Ramadhan.

Adapun, Harun Al Rasyid, Ph.D dalam sesi tersebut menjelaskan konsep ekonomi islam secara menyeluruh. "Perekonomian dalam konsep Islam sejatinya telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi nabi dan rasul. Kondisi Rasulullah yang lahir sebagai yatim, kemudian ibunya meninggal ketika beliau berusia 6 tahun, kemudian diasuh oleh kakeknya pada usia 8 tahun, hingga mengikuti pamannya berdagang di Syam dan dikenal sebagai pedagang yang amanah, seolah mengajarkan pada kita bagaimana untuk tidak gampang putus asa dan selalu berikhtiar dalam hidup. Rasulullah mengajarkan pada kita untuk memiliki kemandirian diri, sifat amanah dan kejujuran bahkan sebelum beliau diberikan wahyu kenabian," ungkap dosen lulusan Yordania ini.

Tidak lupa juga dijelaskan langkah praktis penerapan perekonomian Islam di lingkungan FEB UNISMA. "Peningkatan kepedulian sesama telah dimulai di FEB UNISMA melalui program FEB UNISMA Peduli. Dimana pada program ini, seluruh dosen bersedia menyisihkan sebagian rezeki yang didapatkannya untuk disalurkan dalam program-program sosial FEB UNISMA peduli seperti pemberian bantuan terhadapmahasiswa yang terdampak COVID 19, santunan terhadap yatim piatu, dhuafa, dan fakir miskin," ujar Dekan FEB UNISMA ini. Lebih lanjut, program pengenalan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) sejak dini pada generasi millenial juga sudah mulai digerakkan di FEB UNISMA. "Gerakan  ZISWAF Goes To Campus untuk mengenalkan potensi dan manfaat ZISWAF pada generasi milenial sudah mulai kami lakukan dalam lingkungan kelas. Dibayangkan saja, apabila kita memiliki 10.000 mahasiswa dan mereka berwakaf Rp. 10.000/bulan, maka dalam satu bulan bisa terkumpul Rp. 100.000.000,-. Maka satu tahun akan terkumpul Rp. 1.2 Miliar. Sehingga kemandirian dan kemanfaatan antar sesama semakin terasa. Akan ada Safe Security Nest yang akan sangat membantu keberlanjutan pendidikan tinggi pada masa pandemi ini," tutup Harun, Ketua Jurusan Program Studi Perbankan Syariah FEB UNISMA ini.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru